Competition

KOTA INTAN

Sayembara Penataan Taman Kota Intan – KOta Tua jakarta

ACHIEVEMENT

2ND PLACE WINNER

YEAR

2024

GROUP LEADER/Mentor

Ar. Kusuma Agustianto,
IAI 10389 071 100

student team ARSITEKTUR UNPAR 2021

– ANANTA ZAKI DHANIO
– KIRANA ARDYAWURI
– ADRIAN NATHAEL SULAIMAN
– JOSHUA BUDIHARTANTO

STUDIOKAS team

– FITRA FIRMANSYAH
– MUHAMMAD BAQIYATUSHOLIHIN
– ROLAND JIRALDY

thanks to

– DEWI KUSUMA PRABANDINI
– INANTA DANIYYA [ NARASI CITY WITHIN CITY ]

judges

– Lyndon Neri and Rossana Hu, Design and Research Office
– Prof. Yohanes Widodo, Associate professor NUS
– Ar. Cosmas D Gozali, IAl Arsitek Profesional
– Iwan Kurniawan, Kepala Biro PLH Pemprov DKI Jakarta
– Ir. Bayu Witjaksana, M.Arch Ketua Bidang Pelestarian IAl, Jakarta
– Ir. Febriyanti Suryaningsih, Pusat Dokumentasi Arsitektur
– Ir. Christie Damayanti, M.M Arsitek Profesional

we borrow from nature
the space upon which we build 

[Tadao Ando]

Mengapa harus memberikan ‘beban’ pada tanah pinjaman alam
Kota-kota cagar budaya memiliki banyak warisan, seperti halaman sebagai lahan hijau dan hutan kota yang luas dan tempat untuk berkumpul dan berinteraksi yang harus dikembalikan kepada pemiliknya – alam.

DINDING SEJARAH – CITY WITHIN CITY

Berangkat dari sebuah narasi konsep Architecture for All [inclusive] bagaimana Kota Tua di area taman Kota Intan ini bisa melakukan revitalisasi sesuai perkembangan peradabannya. Dari masa lalu – cagar budaya, masa kini – revitalisasi dan masa – repopulasi depan dengan merespons lokasi setempat, menawarkan visi alternatif interaktif untuk masa depan komunitas yang akan berganti terus.

GENIUS LOCI

Berpikir dengan gagasan ‘semangat tempat’,  kembali ke geografi, iklim, cahaya, dan terbuka yang dapat digunakan untuk menciptakan dialog dengan lingkungan secara luas. Mengambil inspirasi dari perairan sungai dan laut di dekatnya, desain bangunan berupaya juga merangkum alam pada intinya. Elemen tektonika yang sederhana namun penuh detail kelokalan. Desain ini berfokus pada penyederhanaan bentuk bangunan kota lama, memadukan arsitektur vernakular sebagai transisi yang inklusif, serta memulihkan keaslian makna kota cagar budaya.

INTERAKTIF

Pembangunan yang kolaboratif dan interaktif semakin langka karena memudarnya perspektif inklusif menjadi eksklusif, area luar ruangan semakin menyusut dan bahkan hilang.

“Arsitektur untuk Semua” menjadi tema yang menekankan bagaimana pendekatan arsitektur yang dapat berfungsi sebagai ruang kolaboratif dan interaktif untuk berbagai aktivitas. Desain ini bertujuan untuk mendobrak batasan antara ruang dalam dan luar ruangan yang biasanya terpisah, dan menggabungkannya untuk menciptakan pengalaman spasial baru.